7 Teknik Propaganda dan Contoh Berita

7 Tekhnik Propaganda

 1.  Name Calling, teknik memberikan label buruk pada sesuatu gagasan/orang/lembaga supaya sasaran tidak menyukai atau menolaknya.
Contoh : Jokowi Gagal hal ini bertujuan untuk menjatuhkan citra Jokowi dan lengser dari jabatannya sebagai presiden.

 

Glittering Generality, teknik menghubungkan sesuatu dengan ‘kata yang baik’ dipakai untuk membuat sasaran menerima dan menyetujui sesuatu tanpa memeriksa bukti-bukti.
Contoh : kata-kata “Revolusi Mental” yang sering disebut-sebut oleh Presiden Jokowi pada saat kampanye. Dalam hal ini bertujuan agar program-program kerja di dalam pemerintahan Jokowi
di dukung penuh oleh masyarakat


3.      Transfer, teknik membawa otoritas, dukungan, gengsi dari sesuatu yang dihargai dan disanjung kepada sesuatu yang lain agar sesuatu yang lain itu lebih dapat diterima.
Contoh : Megawati Soekarno Putri dalam hal ini megawati selalu membawa-bawa nama Soekarno sebagai bahan kampanye, bahwasannya Megawati adalah penerus Soekarno


4.      Testimoni (kesaksian), teknik memberi kesempatan pada orang-orang yang mengagumi atau membenci untuk mengatakan bahwa sebuah gagasan atau program atau produk atau seseorang itu baik atau buruk.
Contoh : Pada kampanye pemilu presiden 2009 lalu, sebuah iklan kampanye Jusuf Kalla menampilkan seorang budayawan, Sujiwo Tejo. Pada testimonial tersebut, Sujiwo Tejo mengatakan bahwa ia tidak pernah mengikuti pemilu sebelumnya, namun kini ia memilih Jusuf Kalla. Sebuah iklan yang cukup tajam. Begitu juga kampanye politik ketika pemilihan ketua umum Golkar di Pekanbaru, terjadi saling adu propaganda antara Aburizal Bakrie dan Surya Paloh. Terutama Surya Paloh yang mengumpulkan berbagai testimonial dari pejabat publik mengenai dirinya sendiri.



5.      Plain Folks, teknik propaganda yang dipakai pembicara propaganda dalam upaya meyakinkan sasaran bahwa dia dan gagasan-gagasannya adalah bagus karena mereka adalah bagian dari ‘rakyat’
Contoh : Jokowi dengan ciri khas berpenampilan sederhana. Bertujuan ingin lebih dekat dengan rakyat, sehingga presiden Jokowi sering menggunakan kemeja kotak-kotak dan batik.

6.      Card Staking, meliputi pemilihan dan pemanfaatan fakta atau kebohongan, ilustrasi atau penyimpangan, dan pernyataan-pernyataan logis atau tidak logis untuk memberikan kasus terbaik atau terburuk pada suatu gagasan, program, orang, atau produk. Teknik ini memilih argument atau bukti yang mendukung sebuah posisi dan mengabaikan hal-hal yang mendukung posisi itu. Argument-argumen yang dipilih bisa benar atau salah.
Contoh : beberapa pamflet yang ada di pom bensin pertamina yang bertuliskan “Cuma Selisih 250; “ Sehingga sangat menarik pelanggan sehingga pelanggan saat ini banyak yang beralih ke pertalite dari premium.

 
7.      Bandwagon, teknik ini digunakan dalam rangka meyakinkan kepada sasaran bahwa semua anggota suatu kelompok (di mana sasaran menjadi anggotanya) menerima programnya, dan oleh karena itu sasaran harus mengikuti kelompok dan segera menggabungkan diri pada kelompok.
Contoh : “Indonesia Kerja Nyata” dalam hal ini seringkali diucapkan pada saat kampanye. Hal ini dimaksudkan untuk membangun semangat masyarakat bahwasannya saat ini kita harus bergerak dan bekerja dengan nyata.





Komentar

Postingan Populer