Mengungkap Surga, Tanah Semeru

           



                Mendaki gunung saat ini menjadi trend dikalangan kaum muda Indonesia. berbagai komunitas dan organisasi mulai marak berdiri. Dari beberapa gunung di Jawa mulai ramai banyak dikunjungi oleh para pendaki dari berbagai daerah. Terutama Gunung Semeru yang berada di kawasan TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) berada diperbatasan Lumajang-Malang Jawa Timur. Semeru Menjadi daya tarik tersendiri bagi beberapa pendaki karena memang gunung Semeru menjadi gunung tertinggi di pulau jawa, yang membuat gunung Semeru menjadi gunung terfavorit bagi para pendaki.
                Semeru yang memiliki ketinggian 3676 ini seperti mempunyai magnet yang kuat diantara kalangan pendaki. Bagaimana tidak? Di gunung Semeru ternyata banyak sekali tersimpan surga Indonesia yang belum terkuak. Gunung Semeru juga meyimpan banyak sekali flora dan fauna. Seperti harimau dan kawanan burung beberapa di antaranya adalah hewan langka dan di lindungi di TNBTS seperti luwak dank era ekor panjang. Floranya pun sangatlah beragam. Seperti adas , cemara gunung, akasia, dan masih banyak lagi. ini berarti menjadi sebuah PR untuk selalu menjaga dan merawat kawasan semeru ini agar habitat fauna langka tetap ada.
                Pada saat musim pendakian Semeru tidak akan sepi dari sejumlah pendaki dari berbagai daerah. Saat musim pendakian angkutan umum yang berada disekitar stasiun Malang akan terisi penuh oleh pendaki yang akan pergi ke Tumpang (Basecamp Pendakian Gunung Semeru). Berbagai persyaratan harus dilengkapi jika ingin melakukan pendakian ke gunung Semeru. Seperti FC KTP, Surat kesehatan, dan harus membawa peralatan yang lengkap dalam melakukan pendakian. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah tentang peralatan dan perlengkapan pendakian, karena memang kondisi gunung Semeru sangat dingin apalagi bila mendaki di bulan-bulan kemarau.
                Saat sampai di basecamp Tumpang, pendaki akan transit menggunakan jeep yang biasanya disewakan oleh warga sekitar Tumpang. Tarif yang dikenakan dalam setiap satu penarikan berkisar sekitar Rp. 550.000 sampai ke Ranu Pani pos terakhir pendakian gunung Semeru. Perjalanan dari Tumpang ke Ranu Pani menghabiskan waktu sekitar 3 jam. Karena memang trek menuju Ranupani tidak mudah, jalan yang kecil licin dan banyak kelokan membuat perjalanan Tumpang-Ranupani banyak memakan waktu. Namun tidak perlu khawatir tentang itu, karena selama perjalanan kita akan disuguhi pemandangan yang tak biasa, banyak sayur-mayur yang tumbuh disini, cukup untuk mencuci mata yang bosan akan pemandangan kota. Udara dingin akan mulai terasa selama perjalanan menuju Ranupani.
                Saat sampai di Ranupani akan banyak berjumpa dengan pendaki yang akan berangkat mendaki ataupun yang baru turun untuk sekedar merenggangkan otot. Pendakian gunung Semeru hanya melalui satu jalur yaitu Ranupani karena memang jalur ini yang berada dalam naungan TNBTS. Dari Ranupani jika kita mendaki sedikit kita akan menemui Ranukumbolo yang memang tempat favorit bagi pendaki, untuk mendirikan tenda. Karena memang tempatnya yang strategis dekat dengan air. Setelah kita melewati Ranukumbolo kita akan menemui Oro-oro ombo sebuah savana yang luas, tempat ini sangatlah indah karena memang ditumbuhi oleh bunga lavender. Walaupun tanaman itu sebenarnya bukan lavender melainkan tanaman yang bersifat invasive yang dapat merusak habitat asli tanaman asli TNBTS. Jika kita terus berjalan melewati Oro-oro ombo kita akan bertemu dengan Cemoro kandang. Disini banyak sekali ditumbuhi pohon cemara gunung. Dari cemoro kandang bisa kita lihat puncak para dewa ‘Mahameru’ yang memang terlihat sangat mencolok diantara pemandangan yang lain. Setelah cemoro kandang kita akan sampai di campground terakhir ‘Kalimati’ disini nampak jelas sekali si Mahameru karena memang jaraknya yang hanya berkisar 3 km dari puncaknya. Pihak TNBTS menghimbau para pendaki untuk tidak mendaki sampai puncak. Karena memang status Semeru masih waspada dan bahaya gas beracun yang bisa membahayakan pendaki.
                Jadi akan lebih baik jika kita mematuhi peraturan yang dibuat oleh pihak TNBTS yang lebih mengerti tentang Semeru. Semua peraturan dibuat untuk dipatuhi dan memang peraturan dibuat untuk melindungi keselamatan pendaki. Tentu kita tidak ingin mati konyol hanya karena kita melanggar peraturan.

Komentar

Postingan Populer